Strategi Perencanaan Agregat
Ada beberapa strategi yang dapat dilakukan untuk melakukan perencanaan yaitu dengan melakukan manipulasi persediaan, laju produksi, jumlah tenaga kerja, kapasitas atau variabel terkendali lainnya.
Jika perubahan dilakukan terhadap suatu
variabel sehingga terjadi perubahan laju produksi disebut sebagai strategi murni (pure strategy). Sebaliknya, strategi
gabungan
(mixed strategy), merupakan gabungan
perubahan
dua
atau
lebih strategi murni sehingga diperoleh perencanaan produksi fleksibel.
Seandainya
datangnya
permintaan
dari konsumen
bersifat
rutin dan dapat diketahui dengan pasti baik besarnya maupun waktunya maka perencanaan produksi
tidak diperlukan lagi. Namun pada kenyataannya pola permintaan ini tidak dapat ditentukan dengan pasti.Masalah tersebut mengakibatkan perusahaan
harus menemukan cara atau strategi berproduksi agar fluktuasi
permintaan tersebut dapat diantisipasi
tentu saja dengan cara yang ekonomis sehingga tujuan perusahaan mencari keuntungan dapat tercapai.
Jadi dalam perencanaan agregat,
tidak
dihasilkan rencana
dalam bentuk individual produk melainkan dalam betuk agregat produk. Penggunaan satuan agregat ini dilakukan mengingat keuntungan – keuntungan yang dapat
diperoleh antara lain :
a. Kemudahan dalam pengolahan data
Dengan menggunakan satuan agregat maka pengolahan data tidak dilakukan
untuk setiap individual
produk. Keuntungan ini akan semakin terasa jika pabrik tempat perencanaan dilakukan memproduksi banyak jenis produk.
b. Ketelitian hasil yang didapatkan
Dengan hanya mengolah satu jenis data produk maka
kemungkinan untuk menerapkan metode yang canggih semakin besar sehingga ketelitian hasil yang didapatkan semakin baik.
c. Kemudahan untuk melihat dan memahami mekanisme sistem produksi yang terjadi dalam implementasi rencana.
Secara garis besar terdapat tiga strategi
murni
yang dapat dilakukan untuk menghadapi fluktuasi permintaan ini, yaitu :
1. Melakukan pengaturan setiap
saat
atas
jumlah tenaga kerja yang
dipergunakan dalam hal
ini merekrut tenaga kerja baru
bila
permintaan meningkat dan memberhentikan
sebagian tenaga kerja bila permintaan menurun.
2. tetap mempertahankan
jumlah tenaga kerja tetapi yang diatur adalah kecepatan produksi, misalnya jika
permintaan meningkat kecepatan produksi ditingkatkan misalkan dengan mengadakan jam lembur.
3. tetap mempertahankan baik jumlah tenaga kerja maupun kecepatan produksi dan untuk mengatasi fluktuasi permintaan diadakan persediaan (inventory).
Masing-masing strategi
akan
memberikan konsekuensi
ongkos. Dalam
kenyataannya mengandalkan pada
strategi tersebut secara murni seringkali menimbulkan ongkos yang masih tidak ekonomis sehingga strategi yang digunakan adalah mengkombinasikan ketiga strategi tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar