Napas Rindu
Entah ini yang keberapa kali aku menyempatkan rindu ini
keluar dari singgasananya.
Mencoba untuk menemukan kemana ia ingin berada.
Rinduku berselimut asa yang patah.
Bernyawa namun tak merasakan indahnya cinta.
Hati yang rapuh, dibalik gelak tawa yang bahagia.
Aku mencoba menyapamu, lewat kata kata yang membentuk barisan penuh makna.
Setiap lekuk huruf nya menyimpan rindu yang diam-diam
bernapas untukmu.
Kenapa kau biarkan matamu tertutup ragu?
Sementara bibirku masih saja ingin berbicara rindu.
Masih ingin menikmati setiap tetes rintik hujan yang turun
lewat daun-daun di taman depan rumahmu.
Aku tersesat dalam labirin berdinding rapuh tanpa cahaya,
sendiri. Sementara aku ingin bahagia bersamamu.
Adakah rindumu akan kembali?
Adakah jejak-jejak yang hilang dapat tertulis kembali?
Dalam jutaan menit yang telah berlalu,
Yang aku butuh hanya beberapa detik untuk menyerukan
sesuatu.
Bahwa dalam jarak yang tak terhitung, masih ada satu lembar
rindu yang tertinggal, dihatiku. Untukmu dan selalu untukmu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar