Kamis, 28 November 2013

TUGAS TULISAN 94

Napas Rindu

Entah ini yang keberapa kali aku menyempatkan rindu ini keluar dari singgasananya.
Mencoba untuk menemukan kemana ia ingin berada.

Rinduku berselimut asa yang patah.
Bernyawa namun tak merasakan indahnya cinta.
Hati yang rapuh, dibalik gelak tawa yang bahagia.

Aku mencoba menyapamu, lewat kata kata yang  membentuk barisan penuh makna.
Setiap lekuk huruf nya menyimpan rindu yang diam-diam bernapas untukmu.

Kenapa kau biarkan matamu tertutup ragu?
Sementara bibirku masih saja ingin berbicara rindu.
Masih ingin menikmati setiap tetes rintik hujan yang turun lewat daun-daun di taman depan rumahmu.

Aku tersesat dalam labirin berdinding rapuh tanpa cahaya, sendiri. Sementara aku ingin bahagia bersamamu.

Adakah rindumu akan kembali?
Adakah jejak-jejak yang hilang dapat tertulis kembali?

Dalam jutaan menit yang telah berlalu,
Yang aku butuh hanya beberapa detik untuk menyerukan sesuatu.


Bahwa dalam jarak yang tak terhitung, masih ada satu lembar rindu yang tertinggal, dihatiku. Untukmu dan selalu untukmu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar