Janji
“Aku tidak menepati janji. Setelah puluhan
lembar. Kalimat terakhir adalah janji untuk melanjutkan menulis. Kenyataan nya
6 Januari. Aku menangisi puluhan lembaran itu. Rencana memang. Tidak aku
selipkan niat dalam rencana. Sampai setelah bulan ke empat, aku membuka puluhan
lembar. Teringat sudah akan cerita janji. Aku memang tidak menepati janji untuk
melanjutkan menulis. Tapi sungguh, aku menuliskan dalam realita. Dan sudah
terselipkan sebuah niat. Hadir nya terlaksana. Senyumku kembali dan aku
berlari. Begini hidup. Jika kamu mengatakan tidak tahu arah. Apa yang harus di
ragukan? Arah akan memberimu petunjuk hidup. Biarkan kamu tersesat terlebih
dahulu. Dibandingkan kamu menemui jalan buntu. Seperti satu beban lepas. Satu
janji sudah penuh walau termakan waktu”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar