Faktor – Faktor yang mempengaruhi koordinasi
Hasibuan (2006:88), berpendapat bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi koordinasi sebagai berikut:
a. Kesatuan Tindakan
Pada hakekatnya koordinasi memerlukan kesadaran setiap anggota organisasi
atau satuan
organisasi untuk saling menyesuaikan
diri atau tugasnya dengan
anggota atau satuan
organisasi lainnya agar anggota atau satuan
organisasi
tersebut
tidak
berjalan sendiri-sendiri. Oleh sebab itu konsep kesatuan
tindakan adalah inti dari
pada koordinasi. Kesatuan dari pada usaha, berarti
bahwa pemimpin harus mengatur sedemikian rupa usaha-usaha dari
pada tiap kegiatan
individu
sehingga terdapat adanya keserasian di dalam mencapai
hasil. Kesatuan tindakan ini adalah merupakan suatu kewajiban dari pimpinan
untuk memperoleh suatu koordinasi yang baik dengan mengatur jadwal waktu dimaksudkan bahwa kesatuan usaha itu dapat berjalan sesuai dengan
waktu
yang telah dirncanakan.
b.
Komunikasi
Komunikasi tidak dapat dipisahkan dari koordinasi, karena komunikasi,
sejumlah unit dalam organisasi akan dapat dikoordinasikan
berdasarkan
rentang dimana sebagian besar ditentukan oleh adanya komunikasi. Komunikasi merupakan salah satu dari sekian banyak
kebutuhan manusia dalam menjalani hidup dan kehidupannya. “Perkataan komunikasi berasal dari
perkataan
communicare, yaitu yang dalam
bahasa latin mempunyai arti
berpartisipasi ataupun memberitahukan” Dalam
organisasi komunikasi
sangat
penting karena dengan komunikasi partisipasi anggota akan semakin tinggi dan pimpinan memberitahukan tugas kepada karyawan harus dengan komunikasi. Dengan
demikian komunikasi merupakan hubungan antara
komunikator dengan
komunikan dimana keduanya mempunyai peranan dalam menciptakan komunikasi.
Dari
pengertian komunikasi sebagaimana disebut di
atas terlihat bahwa komunikasi itu mengandung arti komunikasi yang bertujuan merubah
tingkah
laku manusia. Karena sesuai
dengan pengertian dari ilmu komunikasi, yaitu suatu upaya yang sistematis untuk merumuskan secara tegas azas-azas, dan atas dasar azas-azas tersebut disampaikan informasi serta dibentuk pendapat
dan
sikap. Maka komunikasi
tersebut merupakan suatu hal perubahan
suatu
sikap dan
pendapat akibat informasi yang disampaikan oleh
seseorang kepada
orang lain.
Sehingga dari uraian tersebut terlihat fungsi komunikasi sebagai berikut :
1. Mengumpulkan
dan menyebarkan informasi mengenai kejadian dalam
suatu lingkungan.
2. Menginterpretasikan terhadap informasi mengenai lingkungan
3. Kegiatan
mengkomunikasikan
informasi, nilai dan norma sosial
dari generasi yang satu ke generasi yang lain.
Maka dari itu komunikasi itu merupakan
suatu upaya yang dilakukan
oleh seseorang untuk
merubah sikap
dan perilaku orang lain
dengan
melalui
informasi
atau pendapat atau pesan
atau idea yang disampaikannya kepada orang tersebut.
c.
Pembagian Kerja
Secara teoritis tujuan dalam suatu organisasi
adalah untuk mencapai tujuan
bersama dimana individu tidak
dapat mencapainya sendiri.
Kelompok dua
atau lebih orang yang berkeja bersama secara kooperatif dan
dikoordinasikan dapat mencapai hasil lebih daripada dilakukan perseorangan.
Dalam suatu organisasi, tiang dasarnya adalah
prinsip pembagian
kerja (Division of labor). Prinsip pembagian kerja ini adalah maksudnya jika suatu organisasi diharapkan
untuk dapat berhasil dengan baik dalam usaha mencapai tujuanya,
maka hendaknya lakukan pembagian
kerja.
Dengan pembagian kerja ini diharapkan
dapat berfungsi dalam usaha mewujudkan
tujuan suatu organisasi. Pembagian kerja adalah perincian
tugas dan
pekerjaan agar setiap individu dalam organisasi bertanggung jawab untuk melaksanakan sekumpulan kegiatan yang terbatas.
Jadi pembagian kerja pekerjaan menyebabkan kenaikan efektifitas secara dramatis, karena tidak seorangpun secara fisik mampu melaksanakan keseluruhan aktifitas dalam tugas–tugas yang paling rumit dan
tidak seorangpun juga memiliki
semua keterampilan yang diperlukan
untuk melaksanakan berbagai tugas. Oleh karena itu perlu diadakan
pemilahan
bagian–bagian tugas dan membagi baginya kepada sejumlah orang. Pembagian pekerjaan yang dispesialisasikan seperti
itu memungkinkan orang mempelajari keterampilan dan menjadi ahli pada fungsi pekerjaan tertentu.
d. Disiplin
Pada
setiap organisasi yang kompleks, setiap bagian harus bekerja secara
terkoordinasi, agar masing-masing dapat menghasilkan
hasil yang
diharapkan. Koordinasi hádala usa penyesuaian bagian-bagian yang berbeda-beda
agar kegiatan dari pada bagian-bagian itu selesai pada waktunya, sehingga masing- masing dapat memberikan sumbangan usahanya secara maksimal
agar diperoleh hasil secara keseluruhan, untuk itu diperlukan disiplin.
Rivai
(2005:444) menyatakan
pengertian disiplin kerja adalah suatu alat
yang digunakan para manajer untuk berkomunikasi dengan karyawan agar mereka
bersedia untuk mengubah
suatu perilaku serta sebagai suatu upaya untuk
meningkatkan kesadaran dan kesediaan seseorang mentaati semua peraturan organisasi dan normanorma sosial yang berlaku”. Jadi jelasnya bahwa disiplin menyangkut pada suatu sikap dan
tingkah laku, apakah itu perorangan
atau kelompok yang untuk tunduk dan patuh terhadap peraturan suatu organisasi.
Dalam
suatu organisasi
penerapan peraturan kepada
seseorang
atau anggota organisasi dikelola oleh pimpinan. Pimpinan diharapkan mampu menerapkan konsep disiplin positif yakni penerapan peraturan melalui
kesadaran
bawahannya. Sebaliknya bila pimpinan
tidak mampu menerapkan
konsep disiplin
positif pada dirinya sendiri tentu dia juga tidak mungkin mampu menerapkannya
pada orang lain termasuk
kepada bawahannya. Dengan demikiam disiplin itu sangat penting artinya dalam proses pencapaian tujuan, ini merupakan suatu syarat yang sangat menentukan dalam pencapaian tujuan yang dimaksud
Tidak ada komentar:
Posting Komentar