Segi dalam tiga
“Aku mengetuk pintu hatinya untuk disajikan dalam ruang
cahaya untukmu. Kamu membuka peluang manis tertata lilin, katamu itu romantis.
Dia tertunduk malu merapatkan kedua bibirnya tak bercengkrama berlama-lama.
Jawaban nya ada dalam surat cinta yang terselipkan di meja mu tadi siang.
Mungkin kamu melupakan nya terlampaui pergi berlari saat tadi. Asa ini berubah
gundah. Dia takut tersalahkan dalam lingkaran janji kelam masa lalu. Jangan
lagi menyusahkan kehidupan dalam membohongi satu rasa. Itu seperti benalu“
Tidak ada komentar:
Posting Komentar